Nestapa adalah aku. Ibu meninggal
saat aku baru masuk sekolah dasar.
Sering nunggak bayaran SPP karena bapak cuma
buruh macul. Beruntung aku diberi
Allah kelebihan mudah menangkap pelajaran di sekolah sehingga langganan jadi
bintang kelas di SD. Karena ingin sekolah
sementara bapak kerepotan, terpaksa aku dan adikku sejak kecil cari uang buat saku sekolah dan
membantu bayar SPP. Dari mulai myempla
tempe, jualan es lilin keliling kampung,
kerja di pabrik kerupuk hingga membuat kue biji ketapang yang kemudian
dititipkan ke kantin sekolah pernah saya jalanin
Ditagih
guru karena nunggak SPP atau terlambat bayar buku LKS adalah makanan
sehari-hariku. Kalau ulangan atau ujian terpaksa antri kartu sementara agar
bisa ikut ujian atau tak dikenali ibu kantin karena jarang ke sana adalah merek
yang tak dapat aku tolak
Cukup
itu nestapanya? Belum. Di rumahku tinggal juga adik ibuku yang punya penyakit
khusus yakni gila. Lik Daisah namanya, ia galak, ia sering nyerobot dagangan
orang di pasar Banjaran, ia sering muncul tiba-tiba saat teman-temanku main ke
rumah. Namanya juga punya penyakit
khusus, jadi ia jarang sakit ( duh padahal ia sakit ya? ) meski jarang mandi,
meski sering kena hujan-terik panas berjam-jam. Adik ibuku ini membuatku jadi
minder dan tak mau rumahku dikunjungi teman sekolah. Eh tapi kalau ia diejek teman-teman
saya di kampung yang nakal-nakal dan sering nyamplongi nya, di kepalaku akan
tumbuh tanduk yang siap menerkam. Tapi namanya juga anak-anak kadang-kadang aku
ikut dibarisan anak-anak nakal itu, tentu saja ndak ikut-ikutan nyamplongi ikut lari larian saja. Suer
Saat
SMA, Lik Daisah sempat sembuh sebentar tapi cuma sekitar 40 hari saja ia sembuh.
Bahkan setelah sembuh sebentar itu, adik ibuku ini tambah parah tak mau
tersentuh air sedikitpun. Kalau disuruh mandi, kamu siap-siap mendapat
pentungan dari tangannya yang kotor karena daki atau siap-siap mendapat cakaran dari
kuku-kukunya yang panjang dan hitam
Nestapa
adalah aku. Tapi itu dulu, sekarang dengan bertambahnya usia dan banyaknya buku
yang aku baca, aku tahu bahwa segala sesuatu pasti adaa hikmahnya, sepahit
apapun hidupmu
Lik
Daisah tetap nyebelin dimataku. Ia sering mengambil pisau, sandal, piring atau
apapun jika kami sedang terlena
Sebulan
lebih, karena jatuh Lik Daisah ndak bisa berjalan lagi. Tapi masih saja kadang
nyebelin makanan yang aku bawa kadang ia buang, kadang juga ngromnyah karena
makanan yang aku bawa sedikit dengan disertai kata kata dari kebun binatang
Kemarin,
ketika aku selesai acara FLP Tegal, aku ditelpon adikku, adik ibuku sudah
tiada. Tiga Allah, andai aku tahu dia
akan pergi cepat, aku akan mentalqian Likku dengan kalimat toyibMu tidak hanya
sekedar berdoa setelah salat lima waktu dan salat malam dan setelah tilawah
Ah,
kalau dibagian hidupmu ada orang yang benar-benar yang ingin kamu enyahkan
karena membuatmu lebih nestapa, kalau bagian hidupmu adalah keluargamu dan
bagian itu benar-benar pergi selamanya, tetap saja kamu akan kehilangan dia.
Catat yaaaaaa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar