Manfaat menulis banyak sekali.
Beberapa diantaranya untuk megikat ilmu, mendapatkan penghasilah, keliling
dunia, menyampaikan ide dan gagasan dan menyehatkan
Terkadang
kita beranggapan menulis hanya perlu dipelajari mereka yang berprofesi sebagai
sastrawan, kolumnis, jurnalis atau orang-orang yang bercita-cita menjadi
penulis. Padahal, seseorang yang berprofesi semisal guru, insinyur, dokter dan
lain-lain kalau dia punya keterampilan menulis yang baik bisa menjadi nilai
plus
Insinyur
yang bisa menulis dengan baik, akan
mudah baginya untuk menyampaikan gagasan, rancangan dan idenya kepada
banyak orang. Tulisannya akan lebih bermanfaat bagi banyak orang jika dia
menulis di media atau majalah desain interior, desain rumah atau lainnya.
Mira
W, Marga T yang bergelar dokter membagi ilmu yang dipelajari dari fakultas
kedokterannya lewat novel-novel, cerpen-cerpen dengan halus dan tak membuat
kening berkerut
Ali
Irfan, penulis buku Hanya 1 Menit, yang berprofesi sebagai guru bisa mendapat
penghasilan tambahan ( dari royalti atau honor ) serta menginspirasi guru-guru lainnya agar
menjadi guru yang kreatif dan dicintai anak didiknya
Mario
Teguh, Ari Ginanjar, Jamil A Zaini dan sederet motivator lainnya menulis banyak
buku. Dengan menulis buku, ilmu mereka, motivasi mereka tidak hanya bermanfaat
bagi peserta pelatihan/ seminar mereka saja. Saya misalnya, kerap tergugah
semangat untuk menjadi lebih baik setelah membaca buku-buku Jamil A Zaini atau
Ippho Santosa misalnya.
Ibu-ibu
yang piawai berkreasi resep masakan, kalau punya keterampilan menulis yang baik
bisa menulis buku, misalnya 30 Menu
HarianTanpa MSG atau lainnya
Ulama
yang mahir menulis manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh jamaah yang bisa
datang di pengajiaannya, bisa juga jadi refrensi ulama lainnya saat mengisi
taklim, atau majelis ilmu
Banyak
orang yang mengalami hal menakjubkan dengan menjadi penulis. Pipiet Senja,
penulis lebih dari 100 buku, ketika usia 17 tahun divonis dokter umurnya tak lama
lagi karena penyakit thalasemia yang dideritanya
Dari
tahun 1978, karena thalasemianya Pipiet haris bolak balik rumah sakit untuk
cuci darah. Karena tekadnya yang kuat, Pipiet menulis di mana saja, kapan saja
termasuk bangsal rumah sakit. Sekarang, selain telah menulis ratusan buku,
Pipiet Senja kerap ke luar negeri seperti Malaysia, Taiwan, Singapura, Arab
Saudi, Hongkong untuk mengisi pelatihan menulis bagi TKW di sana
Setali
tiga uang dengan Pipiet Senja, Asma Nadia Kecil juga bermasalah dengan kesehatannya.
Gegar otak, asma, giginya rompang danbermasalah. Asma kecil sering bolak balik
rumah sakit. Meski begitu, Asma bertekad melawan sakitnya dengan banyak
belajar, membaca dan menulis.
Sekarang
siapa tak kenal Asma Nadia? 50 puluh buku yang ditulisnya kebanyakan laris di
pasaran, beberapa diantaranya diangkat ke layar lebar dan layar kaca. Sebut
saja Emak Ingin Naik Haji, Surga Yang Tak Dirindukan, Catatan Hati Seorang
Isteri dan lainnya. Asma punya julukan Jilbab Traveler karena telah
mengunjungi banyak negara berkat
menulis. Asma mendirikan penerbitan dan rumah baca untuk kaum duafa yang
tersebar di mana-mana
Ada
banyak lagi tokoh yang mendapat keajaiban setelah menulis. Saya ambil contoh
Ajip Rosidi dan D Zawawi Imron. Meski keduanya secara formal tak tamat SMA,
tapi keilmuannya tak terbantahkan. Ajip pernah diangkat menjadi guru besar tamu
sekolah dan Universitas di Jepang. D Zawawi Imron selain dikenal sebagai
penyair, pelukis, beliau juga adalah dosen dan ulama yang disegani.
Saya
pribadi dari 2009 sampai sekarang menjadi loper koran. Sembari menekuni
pekerjaan, saya banyak membaca dan belajar menulis dengan mengikuti pelatihan
kepenulisan baik di dalam maupun luar kota. Sekarang berkat menulis, saya bisa
bertemu penulis-penulis hebat seperti Pipiet Senja, D Zawawi Imron, Asma Nadia
dan banyak lagi. Sekarang saya juga nyambi jadi guru eskul jurnalistik untuk
siswa sekolah dasar, kadang mengisi pelatihan kepenulisan dan lainnya.
Jadi,
apapun profesi anda, menulislah. Dan bersiaplah menyambut hal-hal yang
menakjubkan menyapa Anda.
Sutono Adiwerna adalah, Cerpenis, Guru Eskul Jurnalistik, Loper Koran,
Ketua FLP Tegal tinggal di Kab Tegal
menulis itu buat saya semacam me time dan terapi emosi, misal lagi bete capek yaudah nulis, efeknya happy dan makin happy klo tulisan saya bermanfaat :) ini artikelnya dimuat dimana mas? selamat yaaa
BalasHapusKoran Radar Tegal, koran lokal mbak. terimakasih sudah mampir
BalasHapusWaaah...salut sama mas :) menulis di mana saja kapan saja...butuh tekad kuat!
BalasHapusterimakasih banyak atas kunjungannya..
BalasHapus