Minggu, langit gelap pekat. Seperti biasa saya hendak melakukan rutinitas mengantar koran. Setelah mengambil koran dari agen, dengan sepeda saya meluncur untuk mengantar ke para pelanggan. Setelah sampai di area pasar Trayeman, tiba-tiba sepeda saya dijajari tukang becak, tukang becak tersebut nyeletuk " Mas Gir-nya hampir lepas tuh" reflek saya melihat ke bawah melihat gir ternyata benar apa yang dikatakan tukang becak tersebut.
Karena takut gir lepas di tengah jalan, saya berbelok arah mencari bengkel sepeda. Singkatnya uang yang sedianya akan saya pakai untuk membeli majalah pesanan saya pakai untuk biaya ke bengkel. Setelah sepeda beres saya pun mengayuh sepeda yang memang sudah enakan dibanding sebelumnya, menuju rumah-rumah pelanggan.
Langit masih gelap pekat. Tiba-tiba bress hujan turun dengan lebatnya sedangkan saya lupa membawa jas hujan, kalaupun bawa, hujan demikian besar jas hujan pasti tak begitu banyak membantu. Saya pun menepi, berteduh menunggu hujan reda. Lima menit, sepuluh menit, setengah jam, hujan masih turun dengan derasnya. Tiba-tiba saya merasa menjadi manusia termalang di dunia. Rencana pagi hari ini semua berantakan gara-gara hujan yang turun sepanjang hari, gara-gara uang yang seharusnya bisa dipakai untuk membeli majalah terpakai untuk biaya bengkel ditambah lagi kenyataan cerpen- cerpen yang saya kirim tak kunjung dimuat, padahal saya sedang perlu dana, padahal saldo di rekening suangat tipis. Dan padahal lainnya..
Dua hari setelah tanggal kelahiran, yang seharusnya madu, berjalan seperti empedu. Usai salat magrib setelah berdzikir saya langsung pulang meski di musala ada acara maulidan, bukan mengenai setuju atau tak setuju, saya hanya ingin pulang, masuk kamar, merenung. Sesampainya di bilik kecil tempat saya menulis, membaca dlsb tiba-tiba saya teringat saya pernah berdoa, tepatnya berkeinginan kalau punya uang lebih, kalau dapat honor dari nulis cerpen saya akan menservis sepeda biar lebih enak dipakai. Ya, Rabb ternyata Engkau mendengar, menjawab doa hambamu yang daif ini meski dengan cara-Mu.
Tegal, 14 januari. kado untuk diri sendiri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Anak Suamiku
Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna
-
Judul Buku : Cinta Laki-Laki Biasa Pengarang : Asma Nadia dkk Penerbit : Asma Nadia Publishing...
-
Jujur Untuk Selamanya Oleh Sutono Adiwerna Sudah tiga bulan ini, ayah Nino membuka kios buah di depan rumah. Mula-mula...
-
Judul buku : Sahabat Sejatiku Penulis : Farras Salsabila Penerbit : Tiga Ananda, Tiga Serangkai Solo Tahun Terbit : April 2013 Tebal : 8...
-
Judul Buku : My Sweet Heart Penulis : Amira Budi Mutiara Penerbit : Dar Mizan Anak ( KKPK ) Cetakan : Pertama Februari 2009 ...
-
Jumat malam, saya belum mendapatkan materi apa yang akan disampaikan saat kelas menulis di SDIT BIAS nanti. Malam itu, saya iseng beres bere...
-
Mereka meninggal di usia yang muda. Meski telah tiada karya mereka masih teringat bahkan ada yang sampai sekarang mempunyai Fans Page yang m...
-
1. Setting TK tempat Ade Irma Suryani. Saat Ade Irma dkk bermain, latar lagunya Lihat kebunku . Lihat Kebunku penuh dengan bunga...
-
Judul buku : Di bawah naungan cahaya-Mu Penulis : Desi Puspitasari Tahun terbit : September 2007 Tebal buku : 192 halaman Harga : ...
-
Baru baru ini, di kelas menulis SDIT Usamah Tegal, saya meminta murid2 untuk mencurahkan isi hati dalam sepucuk surat. Mau tahu isinya..? 1...
-
Rasa pertama ketika Bu Endah akan mengajar Bahasa Inggris di kelas kami, 3 IPS 4 adalah gemetar. Pertama karena bahasa Inggrisku memang anc...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar