( Catatan ulang tahun untuk Majalah Bobo )
Alkisah seorang anak kecil, setiap hari, sepulang sekolah menjajakan es lilin keliling kampung. Dengan berjualan es lilin anak kecil tersebut bisa mempunyai uang saku sekolah, maklum bapaknya cuma buruh macul, yang penghasilannya sangat minim. Selain mendapat uang saku, dia mendapat bonus dipinjami majalah Bobo oleh si pemilik dagangan.
Ya. Meski lahir dari keluarga tak mampu, anak kecil tersebut gila baca. Baca apa saja. Buku pelajaran, majalah, dongeng, sampai koran bekas bungkus bumbu dapur atau nasipun ia baca.
Memasuki usia remaja, semangat membacanya tak juga redup. Dia rajin mengunjungi perpustakaan baik sekolah maupun perpustakaan milik pemerintah. Kalau punya uang lebih, dia membeli buku atau majalah tak selalu baru bahkan lebih banyak dia beli di kios buku dan majalah loakan.
Anak kecil itu saya. Sekarang atas izin Allah dan tentu saja dukungan orang- orang sekitar, kini saya telah menulis diberbagai media baik lokal maupun nasional.
Selain aktif mengirim tulisan di media, saya juga menulis antologi bersama penulis lainnya, alhamdulillah tak kurang dari 20an buku telah memuat tulisan saya. Telah menulis beberapa buku solo
Saya juga sekarang mengajar kelas menulis di beberapa sekoalah. Alhamdulillah meski tulisan saya belum dimuat di majalah Bobo, puisi, gambar, kisah pendek murid murid eskul saya banyak dimuat di majalah Bobo. Saya juga mengenalkan majalah yang pertama terbit 1972 ini ke murid murid kelas menulis saya. Sstt ini rahasia. Selain loper koran, terkadang saya juga jualan majalah Bobo. Majalah kesayang ini
Jadi kalau kita sudah gemar membaca, pupuklah hobi tersebut. Yang belum terlalu suka membaca, cobalah karena membaca itu membuka jendela dunia, menambah wawasan dan memperluas cakrawala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar