Judul : BAPAK
Penulis : Sutono Adiwerna
Penerbit :Puput Happy Publishing
Tahun : Pebruari 2015
Jumlah : 83 halaman
ISBN : 978-602-7806-33-7
Peresensi : M. Madun Anwar, beralamat Jln. Ketapang, Desa Madayin (Bayan) Kec. Sambelia (83656), Lombok Timur, NTB.
Beliau selalu berpesan kepada anak-anaknya agar melek huruf dan ilmu agama. Tidak seperti dirinya yang buta huruf.
Setiap orangtua meminginginkan anaknya menjadi seseorang yang lebih dari dirinya. Tidak ingin menderita seperti dirinya. Begitu juga yang digambarkan dalam cerpen berjudul Ciu Bapak, seorang anak kecil yang menggambarkan bagaimana kelakukan bapaknya. Bapaknya seorang peminum dan suka membanting benda-benda yang ada di sekitarnya setelah mabuk. Namun, di balik sikap kasarnya, bapak anak kecil ini selalu menasihati anaknya. Selain itu, ibunya digambarakan seperti perempuan yang luar biasa, bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Selain itu, dalam kumpulan cerpen ini ada juga cerita bagaimana keajaiban menjaga sholat dhuha yang mendatangkan rizki yang tidak terduga. Maha Suci Allah, saat sepeda saya rusak, Allah mengganti dengan yang baru. Saat ponsel saya hilang atau rusak, Allah juga mengganti dengan ponsel yang lebih baik. Bahkan saat saya dililit hutang, selalu saja ada jalan keluar entah itu melalui uluran tangan saudara atau teman atau pun melalui honor tulisan saya yang dimuat. (halaman 64)
Ada juga cerita Tegal-Depok, untuk Sebuah Mimpi. Di mana dalam cerita ini penulis menceritakan bagaimana perjuangannya untuk bisa menjadi seorang penulis. Hingga akhirnya, semua perjuangan akan mendapatkan hasilnya. Dalam cerita ini, penulis juga mencantumkan nasihat dari Mbak Asma Nadia, “Temui dan rangkul orang yang sama semangatnya atau lebih unggul dari kita karena umur kita tidak tahu akan sampai di mana, dengan begitu manfaat rumah baca kita akan lebih berkesinambungan.” (halaman 76)
Buku Bapak karya Sutono Adiwerna terdiri 15 cerita yang menginspirasi. Namun bagi saya, ini bukan sekedar cerita yang menginspirasi, lebih dari itu, yaitu bisa melihat bagaimana kehidupan seorang penulis yang sebenarnya. Dengan buku ini, penulis sebenarnya menulis kisah kehidupannya sendiri. Jadi, walaupun keberadaan kita jauh dengan penulis, setidaknya dari buku ini kita bisa mengetahui kehidupan penulisnya. Point yang perlu dipelajari dari penulis adalah, menulis kisah kehidupan sendiri tidak ada salahnya. Kenapa? Karena dengan kisah hidup sendiri, siapa tahu akan menginspirasi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar