Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain : Bunga Citra Lestari, Morgan Oey, Giring Ganesha, Ringgo Agus, Dewi Yull dll
Produksi : Rafi Film
Sinopsis
Film dibuka dengan adegan tiga anak kecil Tia, Eron dan Rania yang sedang bermain di rel kereta api Gunung Sahari. Ketiga bersaudara itu meyakini kalau suatu hari mereka bisa bepergian jauh menjelajahi dunia.
Rania Timur ( Bunga Citra Lestari ) gagal menjadi sarjana karena sedari kecil sakit-sakitan mulai dari asma, gigi bermasalah hingga gegar otak.
Tak jadi sarjana tak lantas memupus keinginannya menjelajahi dunia dengan cara menulis. Dari mulai surat, tulisan di media hingga menerbitkan buku banyak buku sehingga Rania sering di undang untuk mengisi acara kepenulisan ke berbagai negara. Meski banyak negara yang telah ia singgahi, Rania masih mempunyai mimpi yakni mengunjungi bumi Palestina.
Saat mengisi acara di sebuah negara, Ibundanya ( Dewi Yull ) meminta Rania pulang karena sang ayah tengah sakit keras. Raniapun bertolak ke tanah air
Sesampainya di rumah, Rania yang berniat mengubur mimpinya keliling dunia demi merawat sang ayah, justeru di minta ayahnya mengunjungi suatu tempat. Tempat dimana ayah dan ibunya bertemu dan jatuh cinta. Tempat itu bernama Baluran.
Di Baluran, Rania bertemu dengan Alvin ( Ringgo Agus ) dan sahabatnya yang berasar dari Korea, Hyun Gen ( Morgan Oey ). Hyun Gen Bilang, keindahan alam Indonesia tak ada apa-apanya di banding negara Korea Selatan. Karena kesal, Rania mengajak Alvin dan Hyun Gen ke Kawah Ijen. Singkatnya ketiganya terlena dengan keindahan alam di sana hingga lupa waktu dan kehabisan angkot. Terpaksa Rania bersedia menginap di Home Stay-nya Alvin dan Hyun Gen. Paginya, hati Rania hancur. Ilhan ( Giring ) menjemput dan mengabarkan kalau ayah Rania telah tiada
Berhari. Berminggu. Rania murung dan merasa bersalah. Rasa bersalahnya sedikit berkurang setelah diminta Ilhan mengajar di Sekolah Ibu Pintar, sekolah khusus ibu-ibu buta aksara. Di tempat ini, Rania tak hanya berhasil mengajar membaca ibu-ibu tapi membuat murid-murid di sekolah itu mencintai buku. Ibu-ibu di sekolah itu senang bukan main begitu tahu kalau Mba Guru mereka ternyata seorang penulis terkenal.
Suatu hari, Eron ( Indra Bekti ) tak sengaja menemukan undangan untuk Rania dari Korea. Isinya mengisi pelatihan kepenulisan di sana. Setelah mendapat izin sang Ibu dan izin setengah hati dari Ilhan, bertolaklah Rania ke negeri gingseng. Di sana, Rania ternyata bertemu kembali dengan Hyun Gen. Bagaimana kisah selanjutnya. Dengan siapakah Rania menjatuhkan pilihannya agar ada lelaki yang menemani saat dirinya menjelajah dunia? Hyun Gen ataukah Ilhan? dapatkan jawabannya dengan menonton Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini.
Jilbab Traveler dan Eksistansi Dewi Yull
Jilbab Traveler, diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia. Dari segi penyutradaraan, skenerio, gambar, musik JTLSIK cukup bagus dan rapi. Morgan, Ringgo, Bunga Citra Lestari bermain bagus dan natural. Saat Rania memotret dan mengajar di sekolah Ibu Pintar, saya melihat Unge menjadi Mba Asma Banget yang semangatnya luar biasa dan menginspirasi orang-orang sekitarnya. Lebih daripada itu, BCL menurut saya berhasil menyampaikan pesan Rania bahwa jilbab tak menghalangi seseorang perempuan muslimah untuk mengejar cita cita, meraih mimpi.
Tapi yang mencuri hati saya di film ini yakni akting aktris, penyanyi senior Dewi Yull. Tanpa berkata-kata, dengan mimik dan gestur tubuh saja, Dewi bisa menggambarkan senang, sedih, bahagia, setuju dan tidak setuju.
Kilas balik, saya kecil sering ke rumah tetangga yang punya televisi untuk melihat drama Losmen dan dr. Sartika di TVRI, di buku yang pernah ditulis Dewi Yull,berjudul Giska, Dewi mengawali karir di dunia akting pada th 1981 lewat film Gadis. Di karunia dua anak istimewa dan berkebutuhan kusus, tak lantas karirnya meredup. Dewi Yull masih menyanyi bermain film misalnya Kiamat Sudah Dekat dll, termasuk Jilbab Traveler ini.
Dewi Yull alias mbak srii
BalasHapushaha iya.
BalasHapus