Judul Buku : Aku Angin Engkaulah Samudra
Pengarang : Tasaro GK
Penerbit : Qanita, Mizan, Bandung
Tahun Terbit : Februari 2014
Tebal : 572 halaman
ISBN : 978-602-1637-20-3
Harga : 59.000
Maru
dan Samu kecil, tinggal di sebuah dusun di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Meski Maruto adik kelas Samudra di SD negeri
tempat ibu Maru mengajar sekaligus menjadi kepala sekolah, mereka seolah tak
terpisahkan. Samudra sangat senang jika melihat pasukan loreng singgah di
dusunnya. Sebaliknya Maru tak tertarik sama sekali. Meski tak tertarik dengan
rombongan tentara tersebut, Maru tak pernah bisa menolak ajakan sahabatnya berlari melintasi kawasan hutan demi melihat
rombongan ABRI yang sedang melintas di Pule-pule ( pemukiman penduduk paling
utama di dusun mereka )
Meski
tinggal di dusun terpencil, Maru dan Samu sesekali mewakili Kabupaten mengikuti
lomba puisi atau lomba pidato
Maru
dan Samu terpaksa terpisah karena ibu Maru pension dan harus kembali ke
Yogyakarta tempat Maru dan ibunya berasal
Terbiasa
tinggal di dusun kecil nan damai, membuat Maru harus berjuang keras beradaptasi
dengan dengan lingkungan barunya. Saat di SMP, Maru kerap di bully meski tak
secara verbal. Saat di SMA, Maru yang karena nilainya pas-pasan terpaksa
sekolah di SMA swasta harus menjadi teratai di tengah teman-teman yang lekat
dengan dunia kelam
Singkat
kata, setelah lulus SMA, Maru kuliah nyambi menjadi penyiar radio dan wartawan
kampus. Berbekal pengalaman menjadi wartawan kampus, Maru meninggalkan
Yogyakarta merantau ke Jawa Barat. Sembari meneruskan kuliah, Maru menjadi
wartawan di sebuah Koran lokal kenamaan di sana
Sembari
meliput berita, Maru juga berencana menulis novel berlatar Aceh yang kala itu
sedang bergolak. Semangat Maru menulis
novel kian menggebu ketika suatu hari dihubungi sahabat kecilnya, Samu yang
ternyata menjadi tentara dan di tugaskan di Serambi Mekah. Terlebih saat
mengetahui sahabatnya tengah jatuh hati dengan Mala, perawat yang keluarganya
tewas saat terjadi bentrok senjata antara TNI dan GAM. Bagaimana kisah
selanjutnya? Akankah Maru bisa bertemu dengan Samu? Bagaimana kisah cinta Mala
yang terlanjur trauma melihat laki-laki berseragam loreng?
Aku
Angin Engkaulah Samudra di tulis Tasaro GK dengan sangat menarik. Sebagai pembaca saya merasa Tasaro berhasil
menghidupkan era akhir 80-an, 90-an hingga 2004-an dengan baik. Tak hanya itu,
diksi, alur, konfilik yang kuat membuat pembaca larut dari awal hingga akhir
cerita
Sedikit
catatan, pada halaman 385, ada paragraph yang pada awal kalimatnya tertulis “aku
mencermati jarum jam tangannya” di kalimat selanjutnya tertulis “sudah lewat
satu jam. Hebat. Kali pertama dalam hidupku waktu terbuang secara… menurut hemat
saya lebih pas jika “aku mencermati jarum jam ditanganku”
Its’oke,
diluar itu, novel ini sangat sayang untuk dilewatkan. Selamat Membaca…
Peresensi : Sutono Adiwerna, penulis dan
penikmat buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar