oleh Sutono Suto pada 18 Januari 2012 pukul 15:07 ·
Setelah
mengkonfirmasi kehadiran di acara work shop kepenulisan sekaligus
silaturahmi pengurus RBA ( Rumah Baca Asma Nadia ) di Depok, sebenarnya
saya bingung dan ragu. Pasalnya, jarak yang tentunya memakan waktu
sehingga banyak rutinitas yang harus ditinggal. Selain itu, meski bukan
abg lagi, kalau saya ba'da maghrib saja belum menampakan diri di
rumah, Bapak resah, marah dan reaksi lain sebagai wujud cinta beliau
(yang baru- baru ini saya sadari). Nah ini saya malah mengkonfirmasi
datang ke Depok? why?
Tapi,...Bertemu teman- teman RBA se-nusantara dan mendapat ilmu dari Mas Isa Alamsyah adalah kesempatan yang jarang ( kalau Mba Asma, sempat ketemu beliau di Purwokerto dan Solo). Yang bikin saya semangat ingin ke Depok lainnya adalah tempat work shop tersebut di markas ANPH ( Asma Nadia Publishing house ), siapa tahu di sana saya bisa bertemu dengan Mba Helvy, Mas Tommi, Faiz, Adam, Caca dan nama- nama lain yang sering disebut dalam blog Pena Kecil HTR, Taman Hati Faiz, maupun blog pribadinya Mba Asma Nadia. Oiya saya punya sebutan khusus untuk keluarga 2 penulis ini. Mau tahu? Keluarga Cahaya. Yah, mereka adalah cahaya saat saya sedang berjuang menjadi penulis, sementara FLP Tegal saat itu vakum karena ditinggal ketuanya. Setiap kali ke warnet saya selalu mengunjungi blog dua bersaudara ini plus blog Taman Hati milik Abdurahman Faiz sastrawan yang kini beranjak remaja yang tak lain adalah sulung pasangan mba Helvy dan mas Tomi. Mengunjungi rumah maya mereka, tidak hanya belajar tentang dunia kepenulisan, di sana saya mendapat banyak hal baru tentang cinta kasih, berbagi dengan orang lain dan pentingnya untuk terus memperbaiki diri.
Alhamdulillah dua hari menjelang keberangkatan, saya dapat rezeki dari Allah melalui tangan seorang teman ( semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik ). Tak hanya itu, bapak juga memberi lampu hijau meski untuk itu saya terpaksa berbohong kalau saya ke Depok bersama rombongan, bukan sorangan.
Jumat pagi, sekitar jam 9 saya bertolak dari rumah dan sampai di Depok jam 9 malam. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh 7 sd 8 jam, karena macet dan bus mogok, molor menjadi 10 jam lebih. Sebelum sampai di markas RBA Depok, sempat nyasar sebentar sih, tapi ketika hendak bertanya pada satu- satunya rumah yang masih terbuka malam itu, saya mendapati sosok Mba Asma, Kang Yadi, Mas Agung yang sedang ngobrol dengan teman- teman lain dalam posisi lingkaran. Alhamdulillah..
Kejutan tak terduga lainnya, malam itu saya bisa ngobrol santai dengan Mas Isa Alamsyah penulis buku No Excuse, Jangan Takut Gagal, Cicak dan Buaya, Mulai dari Bawah, Dendam Positif, Jangan Dengar Kata Orang yang selama ini saya akrabi dan baca ulang ketika butuh motivasi.
Tepat jam 9.30, Work shop dimulai. Tak rugi rasanya datang jauh- jauh dari Tegal karena mendapat motivasi , tips dalam menulis fiksi dan non fiksi. Selain itu, peserta juga mendapat ilmu baru yakni kiat bagaimana caranya menumbuhkan minat baca dan menulis pada anak- anak.
Mba Asma dan Mas Isa mengisi materi secara bergantian. Penyampaian yang lugas, interaktif, membuat peserta menikmati dan nyaman meski acara baru selesai hingga jam 15.00 kemudian.
Setelah acara work shop, jadwal selanjutnya adalah sharing dengan teman- teman pengurus rumah baca. Yang kebagian sharing pertama kali yakni RBA Ciranjang- Cianjur. Disana, RBA mempunyai kelompok belajar, koperasi simpan pinjam, memproduksi susu kedelai, dan memiliki bank sampah.
RBA Ciledug, memiliki anak asuh hingga puluhan, kelompok belajar dll.
RBA Penjaringan, mengelola TPQ dan mengusahakan beasiswa bagi anak- anak dhuafa.
Kala mengelola rumah baca ini, banyak teman- teman yang menerima hambatan. Dari mulai yang pingsan saat road show memperkenalkan buku, penyegelan, penutupan karena rumah baca berdiri di tanah tak bertuan, pemboikotan oleh warga karena memilih menolak bantuan dari sebuah parpol dengan syarat tertentu dll
Hmmm...menutup catatan ini, masih lekat dalam benak nasehat dari mba Asma " Temui dan rangkul orang yang sama semangatnya atau lebih unggul dari kita karena umur kita tidak sampai dimana, dengan begitu manfaat rumah baca kita akan lebih berkesinambungan". Saya sepakat, meski tak mudah, bukan berarti mustahil kan?
Tegal. 18012012. Kado Milad yang indah.
Tapi,...Bertemu teman- teman RBA se-nusantara dan mendapat ilmu dari Mas Isa Alamsyah adalah kesempatan yang jarang ( kalau Mba Asma, sempat ketemu beliau di Purwokerto dan Solo). Yang bikin saya semangat ingin ke Depok lainnya adalah tempat work shop tersebut di markas ANPH ( Asma Nadia Publishing house ), siapa tahu di sana saya bisa bertemu dengan Mba Helvy, Mas Tommi, Faiz, Adam, Caca dan nama- nama lain yang sering disebut dalam blog Pena Kecil HTR, Taman Hati Faiz, maupun blog pribadinya Mba Asma Nadia. Oiya saya punya sebutan khusus untuk keluarga 2 penulis ini. Mau tahu? Keluarga Cahaya. Yah, mereka adalah cahaya saat saya sedang berjuang menjadi penulis, sementara FLP Tegal saat itu vakum karena ditinggal ketuanya. Setiap kali ke warnet saya selalu mengunjungi blog dua bersaudara ini plus blog Taman Hati milik Abdurahman Faiz sastrawan yang kini beranjak remaja yang tak lain adalah sulung pasangan mba Helvy dan mas Tomi. Mengunjungi rumah maya mereka, tidak hanya belajar tentang dunia kepenulisan, di sana saya mendapat banyak hal baru tentang cinta kasih, berbagi dengan orang lain dan pentingnya untuk terus memperbaiki diri.
Alhamdulillah dua hari menjelang keberangkatan, saya dapat rezeki dari Allah melalui tangan seorang teman ( semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik ). Tak hanya itu, bapak juga memberi lampu hijau meski untuk itu saya terpaksa berbohong kalau saya ke Depok bersama rombongan, bukan sorangan.
Jumat pagi, sekitar jam 9 saya bertolak dari rumah dan sampai di Depok jam 9 malam. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh 7 sd 8 jam, karena macet dan bus mogok, molor menjadi 10 jam lebih. Sebelum sampai di markas RBA Depok, sempat nyasar sebentar sih, tapi ketika hendak bertanya pada satu- satunya rumah yang masih terbuka malam itu, saya mendapati sosok Mba Asma, Kang Yadi, Mas Agung yang sedang ngobrol dengan teman- teman lain dalam posisi lingkaran. Alhamdulillah..
Kejutan tak terduga lainnya, malam itu saya bisa ngobrol santai dengan Mas Isa Alamsyah penulis buku No Excuse, Jangan Takut Gagal, Cicak dan Buaya, Mulai dari Bawah, Dendam Positif, Jangan Dengar Kata Orang yang selama ini saya akrabi dan baca ulang ketika butuh motivasi.
Tepat jam 9.30, Work shop dimulai. Tak rugi rasanya datang jauh- jauh dari Tegal karena mendapat motivasi , tips dalam menulis fiksi dan non fiksi. Selain itu, peserta juga mendapat ilmu baru yakni kiat bagaimana caranya menumbuhkan minat baca dan menulis pada anak- anak.
Mba Asma dan Mas Isa mengisi materi secara bergantian. Penyampaian yang lugas, interaktif, membuat peserta menikmati dan nyaman meski acara baru selesai hingga jam 15.00 kemudian.
Setelah acara work shop, jadwal selanjutnya adalah sharing dengan teman- teman pengurus rumah baca. Yang kebagian sharing pertama kali yakni RBA Ciranjang- Cianjur. Disana, RBA mempunyai kelompok belajar, koperasi simpan pinjam, memproduksi susu kedelai, dan memiliki bank sampah.
RBA Ciledug, memiliki anak asuh hingga puluhan, kelompok belajar dll.
RBA Penjaringan, mengelola TPQ dan mengusahakan beasiswa bagi anak- anak dhuafa.
Kala mengelola rumah baca ini, banyak teman- teman yang menerima hambatan. Dari mulai yang pingsan saat road show memperkenalkan buku, penyegelan, penutupan karena rumah baca berdiri di tanah tak bertuan, pemboikotan oleh warga karena memilih menolak bantuan dari sebuah parpol dengan syarat tertentu dll
Hmmm...menutup catatan ini, masih lekat dalam benak nasehat dari mba Asma " Temui dan rangkul orang yang sama semangatnya atau lebih unggul dari kita karena umur kita tidak sampai dimana, dengan begitu manfaat rumah baca kita akan lebih berkesinambungan". Saya sepakat, meski tak mudah, bukan berarti mustahil kan?
Tegal. 18012012. Kado Milad yang indah.
Allah bersama hambaNya yang selalu berusaha menebar kebaikan
BalasHapuswalau kecil
walau sederhana
walau dalam sunyi
Amiin. Jazakallah atas doa dan apreasinya
BalasHapus