Prolog
Tahun 2006 saya menjadi bagian
Forum Lingkar Pena, tepatnya Flp Cabang Tegal. Mba Sinta Yudisia ketua Flp
Tegal kala itu setiap pertemuan rutin menceritakan kisah dua penulis hebat.
Kakak –adik. Helvy Tiana Rosa dan adiknya Asma Nadia. Mba HTR dengan Ketika Mas
Gagah Pergi-nya Mba Asma identik dengan Aisyah Putri yang kala itu digemari
para remaja
Karena penasaran dengan buku
Ketika Mas Gagah Pergi, setiap ke toko buku atau perpustakaan yang saya cari
adalah KMGP. Kau tahu? Saya mencari buku itu hingga ke Pekalongan
Bahagia rasanya ketika tak
sengaja ketemu perpustakaan kecil di depan Alun-alun kota Pekalongan saya
mendapati kumpulan cerpen mba HTR bertajuk Lelaki Kabut dan Boneka
Rasa penasaran saya akan kisah
Mas Gagah semakin bertambah begitu membaca cerpen-cerpen yang ada di buku
terbitan Syamil itu. Jejaring Merah dan Lelaki Kabut dan Boneka, membaca kedua
cerpen itu, mata saya basah. Mba HTR berhasil menyentuh nurani saya.
Tahun itu, saya bikin dream
list. Banyak. Banyak sekali. Diantaranya bisa membaca/mempunyai buku KMGP dan
ketemu penulisnya
Tahun berlalu, 2012. Suatu hari
saya mendengar info Asma Nadia Publishing House menerbitkan ulang KMGP dalam
bentuk novelet, saya bahagia. Tak terkira. Kau tahu? Saya berhasil mendapatkan
novelet itu di kantor ANPH di Depok bertepatan ghatering relawan Rumah Baca
Asma Nadia yang kebetulan saya bergiat di Kab Tegal
Tahun berikutnya saya berhasil
berjumpa dengan mba HTR di Surabaya. Alhamdulillah
Dan ketika KMGP diangkat ke
film, saya berdoa agar bisa melihat, menyaksikannya di bioskop.
Review KMGP
Para Pemain, Hamas Syahid Izudin, Izzah
Ajrina, Aquino Umar, Mashaji Wijayonto. Pemain pendukung, Wulan Guritno, Matias
Muchus, Epi Kusnandar, Shiren Sungkar, Ali Syakib, Irfan Hakim, Joshua, Mentari
Demirale. Dan masih banyak lainnya. Produser: Helvy Tiana Rosa, Sutradara:
Firmansyah
Setelah Papa meninggal, Gagah
adalah malaikat pelindung bagi Gita. Gagah-Gita seolah tak terpisahkan. Gita
sangat bangga dengan kakaknya karena Mas Gagahnya ganteng, gaul, cerdas,soleh
baik hati dan selalu ada buat dirinya. Saat senang maupun susah
Setelah pulang dari Ternate
selama 2 bulan, Mas Gagah berubah menjadi asing dan nggak asyik lagi. Mas Gagah
tak gaul lagi, Mas Gagah jadi tukang ceramah. Nggak boleh inilah, nggak boleh
itulah
Gita terpukul. Gita merindukan
Mas Gagahnya yang dulu. Yang asyik dan gaul.
Gita semakin syok karena tiba-tiba
semua orang yang dijumpainya berubah seperti Mas Gagahnya. Mulai dari Lelaki
yang tak bernama yang ia jumpai sedang berdakwah di angkutan umum, Tika
sahabatnya yang tiba-tiba berubah sok dewasa, bijak dan berjilbab. Puncaknya,
Gita mendapati Mama tengah memegang jilbab. Bagaimana kisah selanjutnya?
Ketika Mas Gagah Pergi,
diangkat dari novelet dengan judul yang sama karya Helvy Tiana Rosa. Versi
film dan novelet, sedikit berbeda, tapi sama-sama bagus dan sarat pesan moral
yang tidak menggurui
Kasting pemainnya menurut saya
tepat. Dari pemeran utama, pendukung, hingga cameo yang di dominasi artis
terkenal seperti Irfan Hakim, Miler Khan, Shiren Sungkar dll. Mba Wulan Guritno
dan Kang Epy Kusnandar paling menarik perhatian saya.
Yang sedikit mengganggu, jenggot
palsu yang dipakai Hamas ( Gagah ) dan akting Mashaji ( Yudi ) yang kaku di
scene awal. Selebihnya, KMGP sayang untuk dilewatkan
Apreasi buat Hamas yang saat
belum dan sesudah hijrah gesturnya mencolok sekali. Dan ini keren.
Terakhir, OST Rabbana yang dibawakan Indah Nevertari membuat KMGP
semakin indah. Selamat menyaksikan dan menjemput cahaya dari filmnya ya...
Good 👍
BalasHapusterimakasih ya..
BalasHapusoke sip... mantap mas
BalasHapusdi tunggu duka sedalam cinta..
BalasHapus