Judul buku : Namaku Subardjo
Pengarang : Hapsari Hanggarini
Penerbit : Metamind, Tiga
Serangkai, Solo
Cetakan Pertama : Juli 2015
Tebal : 240 halaman
“Ampuni
saya, Ya Tuhan, ampuni hamba-Mu yang telah member bantuan bukan karena ngarepin
pahala, tapi ngarepin suara” ( halaman 192 )
Kisah
cinta Jojo berantakan begita Ila, kekasihnya tahu kalau nama sebenarnya ( Jojo
) adalah Subardjo. Yah Subardjo
Putus
cinta hanya karena namanya kurang ngepop? Jojo yang punya tampang keren, uang
yang menumpuk, tongkrongan hebat tentu saja shock. Apalagi Jojo cinta mati
dengan Ila yang bernama lengkap Priscilla Catherine Oliviani.
Suatu
hari, Rudi mengajak Jojo ke kantor Partai Peduli Amat. Di sana, Jojo ditawari
menjadi caleg oleh ketua cabang partai tersebut.
Entah
bagaimana awalnya, Jojo menyanggupi tawaran tersebut. Untuk itu, Jojo
mengeluarkan sejumlah uang sebagai setoran partai.
Masalah
muncul selain karena Jojo buta tentang politik, tanpa sepengetahun Jojo kedua
orangtuanya mendatangi paranormal agar anak sulungnya menjadi anggota dewan.
Masalah lainnya, Jojo bertemu dengan artis yang nyaleg bernama Jhon Arbyn.
Ketika kampanye si artis mendompleng bantuan yang Jojo berikan kepada korban
bencana alam.
Bagaimana
kisah selanjutnya?
Namaku
Subardjo memotret carut marut pemilihan anggota DPR di negeri ini. Mulai dari
perekrutan yang asal ada uang setoran, memanfaatkan bencana untuk cari muka dan
lainnya
Meski
memotret politik, Hapsari Hanggarini menuliskannya dengan bahasa yang
sederhana, gaul khas remaja. Kelebihan novel ini, menurut hemat saya, penulis
sudah cukup berhasil menyuguhi setting Brebes-Tegal lengkap dengan dialog
ngapaknya
Catatan
saya, Namaku Subardjo dari judulnya saya
akan mendapati penceritaan kata ganti orang pertama, ternyata menggunakan kata
ganti orang ketiga. Yakni tokoh Dina yang menceritakan sepak terjang Jojo
kakaknya.
Sebagai
orang Tegal, saya berterimakasih ,bersyukur bisa membaca buku ini. Selamat
membaca…
Terima kasih reviewnya, Mas
BalasHapusterimakasih kembalii..
BalasHapus