“Tumbas” ujar Moza sembari menaruh uang di atas etalase dengan kaki
sedikit berjingjit. Kue-kue semacam Wafer, sosis, donat memang Om Jono pajang
di toples dan ditaruh di atas etalase berukurun 2x1 m. Sementara etalase bagian dalam di penuhi
barang-barang semacam sabun mandi, pasta gigi, mie instan dan lainnya.
“Beli apa Moz?”tanya Om Jono.
Sementara tangannya masih sibuk melayani pembeli lain. Seorang ibu-ibu yang
tengah hamil besar
Di kampung Cipluk, toko kecil
yang dinamai “Warung Sederhana “ ini
memang laris manis. Mungkin karena harga-harganya terjangkau. Atau mungkin juga
karena si empunya toko terkenal ramah
dan baik hati
“Om ini..”ujar Moza, menunjukan
wafer berbentuk segi panjang
“Satu..?” tanya Om Jono. Moza
menganggukan kepala
“ Jujul..”
“Kembali berapa?”
“lima ratus “ jawab Moza.
Mungkin karena pagi itu Om Jono sedang tak enak badan di tambah lagi toko Om
Jono memang di pinggir jalan raya sehingga agak bising, sehingga Om Jono
mengambil 3 logam limaratusan.
“Ini kembaliannya. Terimakasih
ya Moz
Moza menerima uang kembalian
dengan rasa canggung.
“Moza kamu di panggil Bunda.
Katanya di suruh bantuin masak “ ujar
Mbak Lastri tetangga Moza yang kebetulan mau membeli garam di tokonya
Om Jono
Setelah tersenyum, Moza bergegas
meninggalkan tokonya Om Jono
Angin berhembus sepoi-sepoi.
Bersamaan dengan itu, cahaya matahari mulai menghangat. Om Jono mengambil sulak
dan membersihkan bagian luar etalase.
“Oalah ternyata uangnya Si Moza
Cuma seribu to?” seru Om Jono di dalam hati
“Padahal sudah tak kasih
kembalian seribu lima ratus.”lanjut Om Jono. Masih di dalam hati
Sementara itu di sebuah rumah..
Moza mondar-mandir. Seperti
setrikaan. Rambut lurus sebahu yang di kuncir dua bergerak-gerak seperti burung
yang sedang mematuk biji-bijian. Bau harum tumisan menguar dari dapur. Bunda
tengah membuat nasi goreng spesial rupanya.
Kembalikan
Nggak usah
Kembalikan
Nggak usah
Kembalikan
Moza masih mondar-mandir di
ruang tamu.
“Moz...! “ panggil Bunda dari
dalam dapur
“Iya Bunda..” Moza menghampiri
bundanya
“ Moz, sosis di dapur habis.
Bunda minta tolong beliin di tokonya Om Jono ya ! “
“Uangnya?”
“ Di atas televisi ada uang dua
ribuan”
“Oke”
Ketika Moza sampai di tokonya Om
Jono, Om Jono tengah membersihkan bersih-bersih toko.
“Beli apa Moz” tanya Om Jono.
Moza terkesiap kaget
“Sosis dua Om “ ujar Moza
setelah menarik napas dalam-dalam
“Jadi dua ribu Moz” Om Jono
menyerahkan sosis.
“ini uangnya Om “
“Lho kok uangnya banyak sekali?
Dua ribu Moz”
“Anuu..”
“Anu apa Moz?”
“Moza minta maaf,waktu beli
wafer, kembalian Om Jono kebanyakan. Kelebihan seribu “
“Oalah..itu to? Om sudah
ikhlasin kok. Itung-itung buat hadiah tahun baru”
“Serius Om?”tanya Moza
penasaran. Om Jono tersenyum.
“Hadiah kok cuman seribu? Tambah
lagi dong. He..he..”canda Moza. Plong. Moza merasa lega telah jujur perihal
uang kembalian pagi tadi. Mungkin benar kata bundanya, milikilah sifat jujur.
Karena jujur akan selalu berbuah manis.
Keterangan, cerpen ini dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat, 8 Februari 2015
Saya ikutan belajar, Kak ...
BalasHapusTernyata sederhana tapi ngena, ya, Kak. Sedang berusaha tembus KR juga saya ... Terima kasih ruang belajarnya ...
BalasHapusTerimakasih sudah mampir dan apresiasi di blog sederhana ini. Tipe cerpen di KR memang simpel dan sederhana. Khulatul bisa bikin cerpen dari peribahasa juga. Misal Banyak jalan menuju roma dll. Terus semangat yaa
BalasHapusIkutan belajar, jadi keinget zaman dulu. mak jleb. Jujur memang membawa berkah
BalasHapusYups..terimakasih sudah mampir di blog ini. Terimakasih juga sudah berkenan membaca dan mengapresiasi cernak ini. Yukk Semangatt
BalasHapusSederhana, ya Kak. Ikut menyimak sambil nimba ilmu. Kalau di KR masa tunggunya berapa bulan, Kak?
BalasHapusiyaps. terimakasih sudah berkenan membacanya. Di KR nunggunya sebulanan. Kirim cernak biar berpeluang selain ceritanya sederhana, kirimnya juga via pos. kalau tinggal di yogya, main ke redaksinya saja plus bawa naskah
BalasHapusOh pantas saya waktu yang Telor Ceplok sudah tk kirim sejak Februari 2015 tapi tidak ada kabar, malah ada pemberitahuan email gagal. Terus kemarin tgl 12 agustus saya coba kirim via pos. Alhamdulilah gol. Berarti gak semua media menginginkan kirim naskah via email ya, Kak?
Hapus