Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2007, saat saya masih
bekerja sebagai karyawan toko besi, matrial bangunan di Slawi, Tegal.
Saat bapak dan ibu pemilik toko tempat saya bekerja hendak menunaikan
ibadah haji toko sedang berkembang maju hal ini menyebabkan majikan
saya memutuskan toko besi tetap buka selama keduanya berada di Mekah.
Sebelum bertolak ke sana, keduanya berpesan kepada saya agar menjaga
toko dengan baik, tidak memperbolehkan pelanggan hutang selama keduanya
belum pulang. Kata keduanya lagi, selama 40 hari saya akan dibantu
adik- adik pemilik toko.
Minggu pertama ditinggal pergi
berhaji, saya tidak mengalami kendala berarti karena ketika bapak dan
ibu pemilik toko di rumahpun saya sering menghadapi pembeli sendiri.
Baru minggu- minggu berikutnya saya merasakan bahwa menjalankan amanah
itu tidak mudah terlebih dipercaya mengelola toko besi ber-omset
jutaan setiap harinya.
Kakak atau adik pemilik toko
yang seharusnya membantu, jarang sekali datang ke toko. Sekalinya
berkunjung pasti ujung- ujungnya meminta uang. Untungnya uanga yang
diminta untuk keperluan seperti bayar pajak toko, listrik, telepon dll
sehingga saya tinggal mencatat uang yang terpakai.
Pernah juga kerabat saya yang hendak berhutang semen senilai dua ratus
ribu. Karena sudah di wanti- wanti ndak boleh melayani hutang, saya
ngomong baik- baik, tapi kerabat saya tetap marah dan memusuhi saya.
Saat itu, selain bekerja di toko besi, saya juga kursus computer
setiap jumat dan sabtu sore. Saat itu saya butuh sekali uang untuk
bayar uang praktek sementara saya tidak punya uang sama sekali. Sempat
terlintas otak –atik laporan hasil penjualan. Alhamdulillah hal itu
tidak jadi saya lakukan. Saya ingat pesan mendiang ibu saya “Sebesar
apapun uang kalau di dapat dari cara haram tidak akan membuat hidup
tenang .
Godaan lainnya, saat ditinggal haji saya juga
mendapat tawaran bekerja di sebuah mall. Sebuah peluang pekerjaan yang
tidak memerlukan tenaga kasar.Tentu saja dengan halus saya tolak
karena sudah diamanahi.
Sekarang saya sudah tak lagi bekerja di sana. Tapi kenangan mengelola sendiri toko besi tak akan pernah terlupa.
NB. Tulisan ini dimuat di majalah Tarbawi 281,Sept 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Anak Suamiku
Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna
-
Judul Buku : Cinta Laki-Laki Biasa Pengarang : Asma Nadia dkk Penerbit : Asma Nadia Publishing...
-
Jujur Untuk Selamanya Oleh Sutono Adiwerna Sudah tiga bulan ini, ayah Nino membuka kios buah di depan rumah. Mula-mula...
-
Judul buku : Sahabat Sejatiku Penulis : Farras Salsabila Penerbit : Tiga Ananda, Tiga Serangkai Solo Tahun Terbit : April 2013 Tebal : 8...
-
Judul Buku : My Sweet Heart Penulis : Amira Budi Mutiara Penerbit : Dar Mizan Anak ( KKPK ) Cetakan : Pertama Februari 2009 ...
-
Jumat malam, saya belum mendapatkan materi apa yang akan disampaikan saat kelas menulis di SDIT BIAS nanti. Malam itu, saya iseng beres bere...
-
Mereka meninggal di usia yang muda. Meski telah tiada karya mereka masih teringat bahkan ada yang sampai sekarang mempunyai Fans Page yang m...
-
1. Setting TK tempat Ade Irma Suryani. Saat Ade Irma dkk bermain, latar lagunya Lihat kebunku . Lihat Kebunku penuh dengan bunga...
-
Judul buku : Di bawah naungan cahaya-Mu Penulis : Desi Puspitasari Tahun terbit : September 2007 Tebal buku : 192 halaman Harga : ...
-
Baru baru ini, di kelas menulis SDIT Usamah Tegal, saya meminta murid2 untuk mencurahkan isi hati dalam sepucuk surat. Mau tahu isinya..? 1...
-
Rasa pertama ketika Bu Endah akan mengajar Bahasa Inggris di kelas kami, 3 IPS 4 adalah gemetar. Pertama karena bahasa Inggrisku memang anc...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar