Rabu, 07 Juni 2017

Bagaimana Menjadi Penulis?

Bagaimana Menjadi Penulis?
                Jika ada yang bertanya bagaimana caranya biar bisa menjadi penulis? Ijinkan saya bercerita. Sebelum saya menulis  3 buku solo, 20 buku bersama penulis lain, 50-an tulisan di berbagai media massa ( termasuk Radar Tegal ), saya kecil suka sekali membaca. Membaca apa saja. Buku cerita, majalah, buku pelajaran hingga koran bekas bungkus nasi atau gorengan. Kadang pinjam di tetangga yang langganan majalah, pinjam di perpustakaan sekolah kalau punya sedikit uang, saya membeli buku, koran atau majalah bekas
                Di SMP, ketika majalah MOP ( Media Pelajar ) majalah remaja yang paling laris di Jawa Tengah masih ada, saya mulai mengirim puisi, cerita lucu, opini remaja hingga kolom sahabat pena. Sstt jangan bilang-bilang ya semua tulisan yang saya kirim tak satupun dimuat. Padahal, saya sudah memutar otak mencari ide, membeli amplop berikut pranko-nya. Tapi mungkin karena menulis adalah bagi saya menyenangkan saya tak kapok apalagi putus asa. Dari ngirim tulisan ke MOP, saya beralih mengirim surat ke sahabat-sahabat yang nama dan alamatnya tertera di sana. Beberapa ada yang sekedar dibalas, ada yang tak tahu rimbanya ada juga yang menjadi sahabat pena hingga bertahun-tahun lamanya. Saya juga sering mencurahkan perasaan baik senang, sedih, susah ke buku harian dan itu biasanya belum ganti tahun saya harus beli baru karena isinya penuh
                Saat SMA, saya libur mengirim tulisan ke majalah remaja sebagai gantinya banyak membaca majalah remaja yang lagi-lagi saya beli di lapak majalah bekas kalaupun baru biasanya kalau sedang punya uang lebih. Saya juga mulai keranjingan acara – acara musik di radio. Suatu hari saya iseng ikut lomba menulis atau tepatnya kuis tentang kritik untuk musik Indonesia yang diadakan sebuah radio swasta di Tegal. Dan tak disangka-sangka tulisan saya dibaca penyiar idola saya karena menang lomba tersebut. Hadiahnya, sebuah kaset musik
                Lulus SMA, sempat berhenti menulis karena mulai masuk kerja. Sayangnya, pada tahun kedua  tempat kerja saya gulung tikar. Mau tak mau saya kembali mencari lowongan pekerjaan. Karena tak punya cukup uang untuk rutin beli koran baru, saya rajin berkunjung ke perpustakaan daerah. Baik  kota maupun kabupaten dari sinilah saya mulai lebih banyak membaca buku. Novel, cerpen, motivasi, agama, buku anak saya baca, saya lahap. Dari sini pulalah saya mulai bermimpi menjadi seorang penulis
                Saya mulai menulis cerpen dan mengirim ke majalah-majalah remaja. Tapi tak satupun yang dimuat. Padahal saya sudah berkorban tenaga, pikiran, uang yang tidak  tidak sedikit untuk beli prangko, rental komputer dan lainnya.
                Allah Maha Baik, saat saya menyerah untuk bermimpi menjadi penulis karena banyak keterbatasan, saya menemukan majalah yang memuat cerpen dan alamat penulisnya dari Tegal. Singkat kata, saya bertemu Mba Sinta Yudisia ( sekarang ketua umum FLP ( forum lingkar pena ) pusat dan saya diajak bergabung dengan FLP cabang Tegal. Bakat menulis saya di forum ini mulai terasah karena bertemu teman-teman yang satu cita-cita ditambah lagi FLP sering mengadakan agenda bakar sate ( bahas karya sambil telaah ), mengundang penulis lokal maupun nasional untuk sharing ilmu dan agenda lainnya
                Menurut Helvy Tiana Rosa ( sastrawan, pendiri FLP ) untuk menjadi penulis yang paling dibutuhkan adalah tekad yang kuat, banyak membaca dan terus menulis
                Kalau menurut Bambang Trim ( penulis dan kreator buku ), tips berlatih menulis dengan menulis buku harian, mendengarkan tausiah kemudian menulis ulang isi cermahnya, berkirim surat, banyak membaca atau mendengarkan kisah Nabi Muhammad Saw.
                Sebagai penutup, bagaimana menjadi penulis? Harus banyak membaca, terus menulis dan mengirimkannya jangan menyerah kalau mengalami penolakan karena kata Putu Wijaya, Menulis adalah Bejuang. Jadi, selamat berjuang. Eh selamat menulis untuk mengikat ilmu


Penulis adalah Ketua FLP Tegal, Penulis, Loper Koran, Guru Eskul Jurnalis tinggal di Kab Tegal

2 komentar:

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna