Senin, 18 Juli 2016

Jilbab Traveler dan Eksistansi Dewi Yull

Judul Film : Jilbab Traveler, Love Sparks In Korea
Sutradara : Guntur Soeharjanto 
Pemain : Bunga Citra Lestari, Morgan Oey, Giring Ganesha, Ringgo Agus, Dewi Yull dll
Produksi : Rafi Film 

Sinopsis

 Film dibuka dengan adegan tiga anak kecil Tia, Eron dan Rania yang sedang bermain di rel kereta api Gunung Sahari. Ketiga bersaudara itu meyakini kalau suatu hari mereka bisa bepergian jauh menjelajahi dunia.

Rania Timur ( Bunga Citra Lestari ) gagal menjadi sarjana karena sedari kecil sakit-sakitan mulai dari asma, gigi bermasalah hingga gegar otak.

Tak jadi sarjana tak lantas memupus keinginannya menjelajahi dunia dengan cara menulis. Dari mulai surat, tulisan di media hingga menerbitkan buku banyak buku sehingga Rania sering di undang untuk mengisi acara kepenulisan ke berbagai negara. Meski banyak negara yang telah ia singgahi, Rania masih mempunyai mimpi yakni mengunjungi bumi Palestina.

Saat mengisi acara di sebuah negara, Ibundanya ( Dewi Yull ) meminta Rania pulang karena sang ayah tengah  sakit keras. Raniapun bertolak ke tanah air

Sesampainya di rumah, Rania yang berniat mengubur mimpinya keliling dunia demi merawat sang ayah, justeru di minta ayahnya mengunjungi suatu tempat. Tempat dimana ayah dan ibunya bertemu dan jatuh cinta. Tempat itu bernama Baluran.

Di Baluran, Rania bertemu dengan Alvin ( Ringgo Agus )  dan sahabatnya yang berasar dari Korea, Hyun Gen ( Morgan Oey ). Hyun Gen Bilang, keindahan alam Indonesia tak ada apa-apanya di banding negara Korea Selatan. Karena kesal, Rania mengajak Alvin dan Hyun Gen ke Kawah Ijen.  Singkatnya ketiganya terlena dengan keindahan alam di sana hingga lupa waktu dan kehabisan angkot. Terpaksa Rania bersedia menginap di Home Stay-nya Alvin dan Hyun Gen. Paginya, hati Rania hancur. Ilhan ( Giring ) menjemput dan mengabarkan kalau ayah Rania telah tiada

Berhari. Berminggu. Rania murung dan merasa bersalah. Rasa bersalahnya sedikit berkurang setelah diminta Ilhan mengajar di Sekolah Ibu Pintar, sekolah khusus ibu-ibu buta aksara. Di tempat ini, Rania tak hanya berhasil mengajar membaca ibu-ibu tapi membuat murid-murid di sekolah itu mencintai buku. Ibu-ibu di sekolah itu senang bukan main begitu tahu kalau Mba Guru mereka ternyata seorang penulis terkenal.

Suatu hari, Eron ( Indra Bekti ) tak sengaja menemukan undangan untuk Rania dari Korea. Isinya mengisi pelatihan kepenulisan di sana. Setelah mendapat izin sang Ibu dan izin setengah hati dari Ilhan, bertolaklah Rania ke negeri gingseng. Di sana, Rania ternyata bertemu kembali dengan Hyun Gen. Bagaimana kisah selanjutnya. Dengan siapakah Rania menjatuhkan pilihannya agar ada lelaki yang menemani saat dirinya menjelajah dunia? Hyun Gen ataukah Ilhan? dapatkan jawabannya dengan menonton Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto ini.

Jilbab Traveler dan Eksistansi Dewi Yull

Jilbab Traveler, diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia. Dari segi penyutradaraan, skenerio, gambar, musik JTLSIK cukup bagus dan rapi. Morgan, Ringgo, Bunga Citra Lestari bermain bagus dan natural. Saat Rania memotret dan mengajar di sekolah Ibu Pintar, saya melihat Unge menjadi Mba Asma Banget yang semangatnya luar biasa dan menginspirasi orang-orang sekitarnya. Lebih daripada itu, BCL menurut saya berhasil menyampaikan pesan Rania bahwa jilbab tak menghalangi seseorang perempuan muslimah untuk mengejar cita cita, meraih mimpi.

Tapi yang mencuri hati saya di film ini yakni akting aktris, penyanyi senior Dewi Yull. Tanpa berkata-kata, dengan mimik dan gestur tubuh saja, Dewi bisa menggambarkan senang, sedih, bahagia, setuju dan tidak setuju.

Kilas balik, saya kecil sering ke rumah tetangga yang punya televisi untuk melihat drama Losmen dan dr. Sartika di TVRI, di buku yang pernah ditulis Dewi Yull,berjudul Giska, Dewi mengawali karir di dunia akting pada th 1981 lewat film Gadis. Di karunia dua anak istimewa dan berkebutuhan kusus, tak lantas karirnya meredup. Dewi Yull masih menyanyi bermain film misalnya Kiamat Sudah Dekat dll, termasuk Jilbab Traveler ini.




Selasa, 12 Juli 2016

Halal Bi Halal FLP Tegal di Bumba Resto Slawi

Sampai di Bumbu Bakar Resto Slawi, sekitar jam 9 pagi. Rumah makan yang beralamat di Jl Jendral Sudirman Slawi ini, gerbangnya masih tutup. Saya mengayuh sepeda ke arah Slawi Pos hendak mencari kertas kado. Tak lama, hape berdering. Rupanya SMS  dari Mba Eri, isinya menanyakan apakah kenang-kenangan buat pembicara sudah siap, saya jawab sudah ada, tinggal dibukungkus dengan kertas kado. Nanti Mba Eri bawa kertas kado ya!. Mba Eri mengirim pesan lagi. Ok, nanti Pak Tono bawa solatip ya. Karena tidak membawa solatif, saya pun mencari toko yang menyediakannya. Setelah dapat solatif putih, kecil, saya kembali ke BumBa

Saat tiba di BumBa, gerbang sudah dibuka. Sepeda saya parkirkan. Lama tak berselang, muncul Mba Yulie dari Bogares, rupanya, Mba Yulie pernah bergabung dengan  Flp Johor yang sudah kembali ke kampung halaman. Setelah itu  datang pula Mba Naim dan Mba Yuli dari Songgom, Brebes ( jauh lho ) kemudian datang Mba Isti, setelah itu Mba Puput juga menampakan diri. Setelah Mba Puput tiba dan menghubungi pemilik BumBa Resto, masuklah kami ke Rumah Makan yang menu andalannya Ayam Bakar ini.

Lima belas menit kemudian, Mas Ali Muakhir dan kelurga datang. Sama seperti Halal bi Halal Flp Tegal yang sudah-sudah, beliau sudah di TKP saat pesertanya belum ngumpul.

Mba Puput Membuka acara beberapa menit berselang. Ketika saya diberi kesempatan ngomong, sembari menunggu teman-teman lain datang saya meminta saling mengenalkan diri beserta motivasi datang ke acara Halal Bi Halal dan Talk Show Menjadi Writerpreuner. Tak terasa ketika satu persatu mengenalkan diri dari Mas Ali Muakhir hingga giliran saya, yang datang ke BumBa sudah 20 orang. Alhamdulillah.

Usai saling mengenalkan diri, Mas Ali Muakhir menanyakan bagaimana pertemuan kali ini diisi dengan apa yang teman-teman Flp Tegal hendak tanyakan, ketahui  A to Z tentang kepenulisan. Karena semua sepakat, satu persatu mendapat kesempatan bertanya dan mendapat jawaban yang memuaskan dari penulis serial Ollin ini.

Saya tidak mencatat satu persatu pertanyaan teman-teman Flp Tegal  dan jawaban dari Mas Ali Muakhir. Saya hanya ingat beberapa saja. Inipun sudah tak terjemahkan versi saya sendiri.

FLP T : Bagaimana agar tidak macet dalam menulis cerita?
AM  : Bikin sinopsis ( beda lho dengan blurb yang ada di kaver belakang buku ), kemudian bikin pra finishing, setelah itu casting baru kemudian setting
FLP T: Tips biar tembus media bagaimana?
AM : Baca media yang kita target minimal 6 edisi. Misal kita ingin dimuat di Femina, baca cerpen Femina selama 6 edisi kemudian kupas kelebihan dan kekurangan cerpen di sana.Demikian pula ketika ingin dimuat di Majalah Bobo dll.
 FLP T: Bagaimana dapat uang dari blog?
AM  : Uang dari blog bisa dari adsense, iklan. Untuk itu blog harus dibuat se menarik dan unik. Teman-teman coba bloger untuk ngasih pelatihan, di Tegal ada bloger yang sering dapat endors, iklan namanya Ila Rizki
FLP T: Bagaimana split ( berpindah ) dari menulis genre anak ke genre dewasa atau remaja ?
A M : Kalau saya kumpulan bahan dulu. Biasanya kalau bahan sudah lengkap, menulis lebih mudah kalau semisal diminta bikin cerpen oleh majalah tertentu.
FLP T: Judul itu penting tidak sih?
AM :  Judul penting, tapi yang lebih penting ide dan isi cerita. Biasanya kalau ide dan isi ceritanya ok, judulnya bisa diganti oleh redaktur baik media massa maupun editor penerbit.

Menjelang Adzan dhuhur, acara selesai. Sebelum pulang ke rumah masing-masing kami menyantap menu andalan BumBa Resto Slawi.

Ket : FLP T : teman-teman Flp Tegal, AM : Mas Ali Muakhir






Jumat, 01 Juli 2016

Zian Anak Saleh



                Kriingg... Jam beker berbunyi nyaring. Zian terjaga dari tidurnya. Setelah membaca doa bangun tidur, Zian bergegas menuju kamar mandi. Dengan sedikit berjingkat, Zian yang masih kelas 3 SD ini menekan saklar yang memang dipasang tidak terlalu tinggi. Kemudian Zian memutar kran dan berwudhu.
                Setelah selesai wudhu, Zian berjalan menuju kamar, membentangkan sajadah, kemudian menunaikan salat tahajud dua rakaat lalu salat sunah witir satu rakaat dilanjutkan membaca  surat-surat pendek dari Juz’ama. Biasanya Zian baru menutup tilawahnya jika Pak Jamil ayahnya mengetuk kamar Zian untuk mengajak Zian salat subuh berjamaan di masjid An’nur  yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka
                Zian Adi Perkasa namanya. Masih berumur 9 tahun, siswa SD Budi Pekerti, memang ingin menjadi anak yang saleh. Karena kata Ustad Ali, gurunya di SD tersebut “Doa anak yang saleh dikabulkan oleh Allah Swt”. Zian sudah beberapa bulan terakhir terbiasa salat tahajud sebelum menunaikan salat subuh berjamaah.
                Zian mulai rajin salat tahajud sejak bulan puasa ramadan tahun kemarin. Awalnya sambil menunggu makanan sahur yang dimasak Bu Aisah, bundanya siap disantap, Ayah mengajak Zian salat tahajud terlebih dahulu. Mulanya sih Zian enggan karena dan masih ngantuk. Zian mulai terbiasa dan menyukai salat sunah ini setelah Pak Jamil berujar “salat terutama tahajud bagus untuk kesehatan. Tahajud juga bisa memudahkan orang yang menjalankannya cepat terkabul keinginannya”
                Zian ingin menjadi anak yang saleh. Selain rajin salat, Zian dikenal sebagai anak baik pada siapa saja. Kalau melihat ada teman sekelasnya yang tidak punya uang saku, Zian tak segan untuk membagi dua bekal yang dibawanya dari rumah, atau berbagi kue yang ia beli dari kantin sekolah. Tidak hanya itu, Zian juga selalu sabar mengajari jika ada teman yang mengalami kesulitan dalam membaca atau menghitung. Yah kebetulan Zian belajar di sekolah umum yang menampung semua siswa tanpa melalui tes terlebih dahulu. Jadi jangan heran jika ada teman-teman Zian yang belum begitu lancar membaca maupun menghitung meski sudah kelas 3 SD.
                Zian ingin menjadi anak saleh. Karena kata ustad Ali, doa anak yang saleh akan dikabulkan oleh Allah Swt. Zian tak pernah membentak, menghardik bila ada peminta-minta datang. Kalau Zian kebetulan memegang uang tak segan dirinya akan memberikan ke peminta-minta tersebut. Atau kalau tak punya uang, Zian memberi peminta-minta itu nasi plus lauknya. Atau kalau tak ada yang bisa Zian beri, dirinya akan ngomong baik-baik kepada pengemis atau peminta-minta tersebut.
                Zian ingin menjadi anak yang saleh. Pintar dan baik hati yang disukai banyak orang. Dicintai keluarga, disayangi guru dan teman-teman semuanya.

Oleh Sutono Adiwerna ( dimuat di Radar Bojonegoro 19 juni 2016 )

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna