Jumat, 27 Februari 2015

Me and Koran Suara Merdeka


AKTIVITAS dan karya pemuda bernama Sutono, tak sesederhana penampilannya. Penjual koran di kawasan Jalan Moh Yamin Kota Slawi, Kabupaten Tegal, itu telah menerbitkan tiga buku dan menulis puluhan cerita pendek yang dimuat di sejumlah media massa lokal dan nasional.
Tak hanya itu, di sela kesibukannya mengantarkan koran kepada pelanggan dan berjualan, dia masih sempat mengajar ekstrakurikuler menulis di sebuah sekolah dan mengelola Rumah Baca Asmanadia (RBA) di Slawi Kulon.
”Saya memang hobi membaca dan menulis sejak kecil. Alhamdulillah, hingga Februari ini sudah menerbitkan tiga buku yang merupakan kumpulan cerita pendek. Buku terakhir merupakan kumpulan cerpen inspiratif berjudul ”Bapak”,” kata pemuda asli Harjosari Kidul, Kecamatan Adiwerna, tersebut.
Alumnus SMA 3 Slawi tersebut menuturkan, karya-karyanya, selain terinspirasi dari buku-buku bacaan, juga lahir dari pengalaman pribadinya yang kerap menemui ”badai” ujian hidup.
Misalnya, dalam buku berjudul ”Bapak” itu, Sutono menuliskan kisah nyata tentang bapaknya yang dulu suka mabuk dan mengamuk. Penderitaannya bertambah ketika ibu kandungnya meninggal dunia saat Sutono masih kelas II SD. Bapaknya kemudian menikah lagi dan Sutono punya ibu tiri. Saat itu, punya ibu tiri merupakan semacam aib. Teman-teman sekolahnya selalu mengejek dirinya sehingga membuatnya minder.
”Tapi Alhamdulillah, ibu tiri saya sangat baik. Keadaan bapak juga saat ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dulu,” kata Sutono yang pernah bekerja sebagai tenaga pemasaran kosmetik dan penjaga toko bangunan itu.
Berguru
Pengurus Forum Lingkar Pena (FLP) Tegal itu mengakui, kepandaiannya menulis tak dipelajarinya dengan mulus. Dia harus melewati berbagai tempaan dan kerja keras. Dia pun tak segan-segan nekat pergi ke kota lain untuk berguru kepada penulis-penulis besar semacam, Gol A Gong, Salim A Fillah, Helvy Tiana Rossa, Sinta Yudisia dan Asma Nadia.
”Dari mereka, saya mendapatkan banyak pelajaran yang tak ternilai, dan yang terpenting, mereka mengajari saya untuk pantang menyerah meski tulisan saya puluhan kali ditolak oleh media massa,” ungkap dia.
Meski telah menerbitkan tiga buku, Sutono tetap merendah. Dia selalu meluangkan waktunya untuk terus belajar hal-hal baru dan memperbaiki tulisannya. Di sela menunggu pembeli korannya, dia memanfaatkan waktu dengan membaca buku-buku inspiratif dan menulis di selembar kertas.
”Tulisan corat-coret di kertas tersebut, kemudian saya ketik ulang di rental komputer sebelum dikirimkan ke media,” tutur Sutono. (M Firdaus Ghozali-74)

Rabu, 25 Februari 2015

Tentang IRC 2014

Saat membaca status Mba Riawany Elita di wall FBnya kemarin, saat ngeklik link Indiva, niat saya cuma melihat siapa saja sih pemenang lomba Indiva Reader Chalange 2014. Eh ternyata ada nama saya di barisan pemenang harapan. Alhamdulillah.

Jujur, saat ikut event ini, saya tak berharap banyak pertama karena saya terbilang hijau dan jarang membuat review buku kecuali buku-buku itu benar benar saya suka. Alasan lainnya, target saya hanya 24 buku. Padahal target peserta lainnya kebanyakan diatas 50 buku. Kenapa target saya cuma 24 buku? karena alasan saya jarang bikin review alasan lainnya tentu saja buku-buku itu kan harus beli. Dengan target 24 saja saya ketar-ketir bisakah saya bisa setiap bulannya bisa membaca, membeli, meresensi buku? Alhamdulillah, di tahun ini ada penerbit yang sering ngirim buku buat diresensi, beberapa kali menang kuis berhadiah buku. Beberapakali pula di hadiahi teman agar bukunya di resensi. Tapi beli buku sendiri juga tetap. Alhasil, tahun ini buku-buku banyak yang antri untuk di baca. Alhamdulillah...

Akhir kata, akhirnya punya prestasi..juara harapan IRC, penerbit Indiva 2014..selain nerbitin buku dan tulisan dimuat di media..

Alhamdulillah, setelah melalui perjalanan yang cukup rumit, menyeleksi ribuan link review, akhirnya Dewan Juri IRC 2014 bisa bernapas lega.
Andakah pemenang IRC 2014?
Ayo, tarik napas dahulu, dan baca pelan-pelan!

Pemenang IRC 2014
Pemenang Utama
Juara 1  :
Riawani Elyta
Juara 2  :
Leyla Imtichanah
Juara 3 :
Untung Wahyudi
Pemenang Harapan
  1. Ila Rizky Nidiana
  2. Hanifah Khoiriyyah Huda
  3. Rindang Yuliani
  4. Dedul Faithful
  5. Hairi Yanti
  6. Hidayah Nurila Phasa
  7. Amaya Kim
  8. Ade Oktiviyari
  9. Sutono
  10. Hidayatul Hasanah
Selamat untuk para pemenang.

Kamis, 19 Februari 2015

8 Tips Jadi Penulis



1.       Bawa pena dan notes kemana-mana. Ini untuk mencatat ide yang tiba-tiba datang. Kalau tidak dicatat idenya keburu hilang. Catat juga kejadian menarik di sekitarmu. Kalau repot bawa notes, kamu bisa mencatatnya di Hp/Ipad
2.       Buat catatan tentang tokoh cerita kamu. Bagaimana karakternya, berapa umurnya, apanya yang istimewa, dan lainnya. Ini penting sebagai panduan kamu ketika melanjutkan membuat cerita
3.       Ciptakanlah konflik. Ingat! Tokoh utamamu ini ingin sesuatu tetapi susah mendapatkannya
4.       Buatlah jawaban konflik. Berhasil atau tidak tokoh utamamu mendapatkan keinginannya?
5.       Buat alure atau plot cerita. Tuliskan dulu apa saja yang terjadi sejak tokoh utamamu menginginkan sesuatu, menemukan halangan, dan mendapatkan keinginannya
6.       Seimbangkanlah dialog dengan deskripsi. Ingat jangan sampai isi ceritamu  dialog terus dari awal hingga akhir. Tetapi jangan pula tanpa dialog. Seimbangkan saja
7.       Tetap pada satu cerita! Seringkali waktu lagi menulis cerita, tiba-tiba kita mendapatkan ide cemerlang lain . Tuliskan dulu ide cemerlang itu di notesmu lalu kembali ke cerita yang sedang kau tulis dan selesaikanlah.
8.       Banyak membaca. Dengan membaca kita semakin banyak memiliki kosakata saat menyelesaikan sebuah cerita

Keterangan...sumber Majalah Bobo, no 46 tahun 2015

Gambar, Kemuning, Kumpulan Cerpen. @25.000, Bapak..kumpulan kisah inspiratif @24.000  



Rabu, 11 Februari 2015

Infoh penting

:Penerbit Wahyu Qolbu Mencari Naskah::
Meneruskan status kak Radindra Rahman::
Jika teman-teman memiliki naskah Islami seperti novel, komik, buku anak, bisnis dan wirausaha, parenting, motivasi spritual, seputar ibadah, dan semua hal seputar tema Islami, kirmkan saja ke e-mail: wahyuqolbu@gmail.com. Insya Allah, kami proses paling lambat 3 bulan.
SYARAT KHUSUS
KATEGORI ANAK
Kami menerima naskah anak Islami, berupa:
a. Fiksi (kumpulan cerita pendek, dongeng, cerita bergambar, komik, dan novel).
b. Nonfiksi (buku penunjang pelajaran islami, panduan untuk anak, dan lain-lain).
Panjang naskah 60—80 halaman A4, Times New Roman 12 pt, spasi 1,5 margin normal, justify, simpan dalam Ms. Word.
KATEGORI REMAJA
Kami menerima naskah remaja Islami, berupa:
a. Fiksi (komik, novel [romance, komedi, motivasi, dan inspiratif], atau personal literatur).
b. Nonfiksi (kisah-kisah nyata inspirasi dan motivasi remaja, panduan untuk remaja, dan lain- lain).
Panjang naskah 100—150 halaman A4, font Times New Romance 12 pt, spasi 1.5, margin normal, justify, simpan dalam Ms. Word.
KATEGORI DEWASA
Kami menerima naskah dewasa Islami, berupa naskah nonfiksi (ibadah, parenting, motivasi spiritual, bisnis dan wirausaha, life style, dan hal-hal seputar keislaman).
Panjang naskah 100—150 halaman A4, font Times New Romance (TNR) 12 pt, spasi 1.5, margin normal, justify, simpan dalam Ms. Word.

SYARAT UMUM:
Kelengkapan naskah: sinopsis (maksimal 2 halaman A4, TNR 12 pt, spasi 1,5, margin normal), naskah jadi, keunggulan naskah, biodata singkat penulis, dan pernyataan keaslian naskah.
Kami menerima pengajuan sinopsis, outline, storyline, atau konsep buku.
Naskah tidak mengandung unsur pornografi, menyinggung SARA, dan bukan hasil plagiat.
Naskah dikirim dalam bentuk softcopy ke e-mail: wahyuqolbu[at]gmail.com (file terlampir) dengan melampirkan FORMULIR KIRIM NASKAH (download klik di sini), CV, dan sinopsis naskah.
Naskah hardcopy kirim langsung ke alamat redaksi:
Penerbit Wahyu Qolbu, Jl. Moh. Kahfi II No. 1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(Penerbit tidak mengembalikan/mengirim ulang naskah dalam bentuk print out ke penulis).
Kami akan memproses naskah paling lambat 3 bulan dan mengabarkannya melalui e-mail wahyuqolbu[at]gmail.com.
Bila ada pertanyaan, silakan inbox FB Penerbit Wahyu Qolbu, FP Wahyu Qolbu, atau twitter @WahyuQolbu

Minggu, 08 Februari 2015

Uang Kembalian ( oleh Sutono Adiwerna )


                “Tumbas” ujar Moza sembari menaruh uang di atas etalase dengan kaki sedikit berjingjit. Kue-kue semacam Wafer, sosis, donat memang Om Jono pajang di toples dan ditaruh di atas etalase berukurun 2x1 m.  Sementara etalase bagian dalam di penuhi barang-barang semacam sabun mandi, pasta gigi, mie instan dan lainnya.
                “Beli apa Moz?”tanya Om Jono. Sementara tangannya masih sibuk melayani pembeli lain. Seorang ibu-ibu yang tengah hamil besar
                Di kampung Cipluk, toko kecil yang dinamai “Warung Sederhana “ ini memang laris manis. Mungkin karena harga-harganya terjangkau. Atau mungkin juga karena si empunya toko terkenal ramah  dan baik hati
                “Om ini..”ujar Moza, menunjukan wafer berbentuk segi panjang
                “Satu..?” tanya Om Jono. Moza menganggukan kepala
                “ Jujul..”
                “Kembali berapa?”
                “lima ratus “ jawab Moza. Mungkin karena pagi itu Om Jono sedang tak enak badan di tambah lagi toko Om Jono memang di pinggir jalan raya sehingga agak bising, sehingga Om Jono mengambil 3 logam limaratusan.
                “Ini kembaliannya. Terimakasih ya Moz
                Moza menerima uang kembalian dengan rasa canggung.
                “Moza kamu di panggil Bunda. Katanya di suruh bantuin masak “ ujar  Mbak Lastri tetangga Moza yang kebetulan mau membeli garam di tokonya Om  Jono
                Setelah tersenyum, Moza bergegas meninggalkan tokonya Om Jono
                Angin berhembus sepoi-sepoi. Bersamaan dengan itu, cahaya matahari mulai menghangat. Om Jono mengambil sulak dan membersihkan bagian luar etalase.
                “Oalah ternyata uangnya Si Moza Cuma seribu to?” seru Om Jono di dalam hati
                “Padahal sudah tak kasih kembalian seribu lima ratus.”lanjut Om Jono. Masih di dalam hati
                Sementara itu di sebuah rumah..
                Moza mondar-mandir. Seperti setrikaan. Rambut lurus sebahu yang di kuncir dua bergerak-gerak seperti burung yang sedang mematuk biji-bijian. Bau harum tumisan menguar dari dapur. Bunda tengah membuat nasi goreng spesial rupanya.
                Kembalikan
                Nggak usah
                Kembalikan
                Nggak usah
                Kembalikan
                Moza masih mondar-mandir di ruang tamu.
                “Moz...! “ panggil Bunda dari dalam dapur
                “Iya Bunda..” Moza menghampiri bundanya
                “ Moz, sosis di dapur habis. Bunda minta tolong beliin di tokonya Om Jono ya ! “
                “Uangnya?”
                “ Di atas televisi ada uang dua ribuan”
                “Oke”
                Ketika Moza sampai di tokonya Om Jono, Om Jono tengah membersihkan bersih-bersih toko.
                “Beli apa Moz” tanya Om Jono. Moza terkesiap kaget
                “Sosis dua Om “ ujar Moza setelah menarik napas dalam-dalam
                “Jadi dua ribu Moz” Om Jono menyerahkan sosis.
                “ini uangnya Om “
                “Lho kok uangnya banyak sekali? Dua ribu Moz”
                “Anuu..”
                “Anu apa Moz?”
                “Moza minta maaf,waktu beli wafer, kembalian Om Jono kebanyakan. Kelebihan seribu “
                “Oalah..itu to? Om sudah ikhlasin kok. Itung-itung buat hadiah tahun baru”
                “Serius Om?”tanya Moza penasaran. Om Jono tersenyum.

                “Hadiah kok cuman seribu? Tambah lagi dong. He..he..”canda Moza. Plong. Moza merasa lega telah jujur perihal uang kembalian pagi tadi. Mungkin benar kata bundanya, milikilah sifat jujur. Karena jujur akan selalu berbuah manis.

Keterangan, cerpen ini dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat, 8 Februari 2015

Jumat, 06 Februari 2015

Alhamdulillah Telah Terbit..



Judul Buku           : BAPAK
                                  (Kumcer)
Penulis                  : Sutono Adiwerna
Penerbit                : Puput Happy Publishing
Cetakan                : Cetakan Pertama, Februari 2015
Isi                            : xvi + 83 Halaman; 13 x 19 cm
ISBN                       : 978-602-7806-33-7
Harga                    : Rp 24.000,-

Sinopsis:
Panci, wajan teko atau piring yang dilempar kemudian jatuh berdebam meninggalkan cekung kepingan beling, kotoran muntah dan ceracau berisi hujatan, umpatan serta kata-kata kasar yang
diperuntukkan bagi ibuku bukannya sekali, dua kali, tetapi berkali- kali dan hampir tiap hari. Aku yang ketika itu baru menjejakkan diri di bangku SD Cuma bisa meringkuk ketakutan melihat ibuku yang cuma bisa menangis tanpa melakukan perlawanan meskipun sedikit. Yah, dulu bapak kasar, temperamental terlebih ketika ia habis menenggak minuman keras. Meski suka membentak, membanting perabotan, dapur mata kecilku tak pernah menangkap tangan bapak ikut bicara.
                Bapak, merangkum 15 kisah menyentuh nurani. Selain ada kisah berjudul Ciu Bapak yang menceritakan seorang bapak yang menemukan hidayah di usia senjanya. Ada juga kisah Semangat Hidup Ibu Tiri Tercinta dan banyak kisah lainnya yang bisa kita petik ibrohnya. Selamat Membaca..

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna