Senin, 13 April 2015

Bulan Nararya

                Bakda Isya. Karena hujan deras turun, saya mematikan tivi yang tengah menyuguhkan kontes dangdut yang ratingnya konon berhasil menggeser serial impor dari India, dan serial manusia jadi-jadian yang sekarang entah  sudah episode keberapa. Mungkin ratusan. Hujan mengajak saya kembali membuka novel Bulan Nararya-nya Mba Sinta Yudisia yang sudah di bab terakhir.
                Beberapa hari lalu, saya juga menggerutu karena quota internet di HP  habis disaat dompet dalam keadaan sekarat. Benar benar sekarat.  Tapi belakangan saya bersyukur karena waktu untuk melihat laman facebook dapat diganti dengan membaca novel Nararya yang sudah beberapa minggu tak selesai-selesai terbaca. Padahal di belakang Nararya, beberapa buku melambai-lambai minta dibaca.
                Bulan Nararya, mengisahkan Nararya atau Rara, seorang terapis di sebuah klinik terkenal, milik Bu Sausan. Di Klinik Mental Health Center itu, Rara menangani 3 penderita Schizoprenia. Pak Bulan yang tergila-gila mawar dan purnama, Sania gadis cilik menjelang remaja yang jiwanya terganggu  karena ayahnya pemabuk dan tempramental. Ada pula Yudhistira yang terpaksa tinggal di klinik karena kedapatan mencekik  King, kucing kesayangan Diana, sang isteri.
                Selain dituntut menyelesaikan masalah para kliennya, Rara juga harus menyelesaikan masalahnya dengan Angga mantan suaminya yang telah menikan dengan sahabatnya, Moza. Tak hanya itu, Rara juga masih sering merasa dikejar-kejar mawar yang kerap berubah menjadi genangan darah. Belum lagi Rara juga terperangkap dengan konflik Yudhistira, Diana, dan ibu, kakak-kakak Yudhistira.
                Saya bersyukur berkesempatan membaca novel pemenang ketiga Kompetisi menulis Tulis Nusantara 2013 yang diadakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi kreatif RI ini. Selain ceritanya menarik, tokoh-tokoh yang diciptakan Mba Sinta di novel ini begitu detail. Selain itu, pembaca sedikit banyak tahu tentang kejiwaan manusia. Bulan Nararya juga mengingatkan saya pada buku-buku Torey Heiden semisal Eliana dll.
                Catatan saya pada novel ini, pada halaman 153 ada yang typo, Celama seharusnya selama. Catatan lainnya, di bab terakhir, beberapa halaman belabur sehingga tak nyaman dibaca. Semoga sih teman-teman yang lain yang membaca buku ini tak ada yang belabur.
                Dulu-dulu sekali, saya pernah berdoa, semoga bisa mengoleksi novel atau buku karya Mba Sinta Yudisia, setelah terlewat Tahta Awan, Reinkarnasi, Existere yang belum saya miliki. Terakhir, buat teman-teman yang pengin baca buku dan dapat value-nya Bulan Nararya salah satu yang saya rekomendasikan.  Selamat Membaca..


Data Buku
Judul : Bulan Nararya
Pengarang : Sinta Yudisia

Penerbit : Indiva, Solo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna