Senin, 13 Januari 2014

Allah Mengabulkan Doaku

Minggu, langit gelap pekat. Seperti biasa saya hendak melakukan rutinitas mengantar koran. Setelah mengambil koran dari agen, dengan sepeda saya meluncur untuk mengantar ke para pelanggan. Setelah sampai di area pasar Trayeman, tiba-tiba sepeda saya dijajari tukang becak, tukang becak tersebut nyeletuk " Mas Gir-nya hampir lepas tuh" reflek saya melihat ke bawah melihat gir ternyata benar apa yang dikatakan tukang becak tersebut.

Karena takut gir lepas di tengah jalan, saya berbelok arah mencari bengkel sepeda. Singkatnya uang yang sedianya akan saya pakai untuk membeli majalah pesanan saya pakai untuk biaya ke bengkel. Setelah sepeda beres saya pun mengayuh sepeda yang memang sudah enakan dibanding sebelumnya, menuju rumah-rumah pelanggan.

Langit masih gelap pekat. Tiba-tiba bress hujan turun dengan lebatnya sedangkan saya lupa membawa jas hujan, kalaupun bawa, hujan demikian besar jas hujan pasti tak begitu banyak membantu. Saya pun menepi, berteduh menunggu hujan reda. Lima menit, sepuluh menit, setengah jam, hujan masih turun dengan derasnya. Tiba-tiba saya merasa menjadi manusia termalang di dunia. Rencana pagi hari ini semua berantakan gara-gara hujan yang turun sepanjang hari, gara-gara uang yang seharusnya bisa dipakai untuk membeli majalah terpakai untuk biaya bengkel ditambah lagi kenyataan cerpen- cerpen yang saya kirim tak kunjung dimuat, padahal saya sedang perlu dana, padahal saldo di rekening suangat tipis. Dan padahal lainnya..

Dua hari setelah tanggal kelahiran, yang seharusnya madu, berjalan seperti empedu. Usai salat magrib setelah berdzikir saya langsung pulang meski di musala ada acara maulidan, bukan mengenai setuju atau tak setuju, saya hanya ingin pulang, masuk kamar, merenung. Sesampainya di bilik kecil tempat saya menulis, membaca dlsb tiba-tiba saya teringat saya pernah berdoa, tepatnya berkeinginan kalau punya uang lebih, kalau dapat honor dari nulis cerpen saya akan menservis sepeda biar lebih enak dipakai. Ya, Rabb ternyata Engkau mendengar, menjawab doa hambamu yang daif ini meski dengan cara-Mu.

Tegal, 14 januari. kado untuk diri sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak Suamiku

Anak Suamiku : KBMAPP | sutono_adiwerna